Cerita
ini berceritakan tentang seorang gadis peratauan yang menimba ilmu pada sebuah perguruan
tinggi swasta dipulau jawa, dan uniknya dia tidaklah tinggal di kos-kosan, melainkan
tinggal disebuah asrama. Seperti apa sih
kebersamaan yang ada didalam asrama mahasiswa? dan bagaimana kah seorang remaja
yang baru menginjakkan kaki dibangku perkuliahan namun dihadapi dengan
kesibukan-kesibukan di Asrama? Penasaran?
Check
this out :)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Takdir yang di Indahkan Tuhan
Tak
ada sebuah kata yang mampu menggambarkan sejuknya angin pagi di kota yang baru pertamakali aku kunjungi ini. Bagiku, sebutan
“The spirit of Java” adalah sebuah
kata yang terdengar keren untuk
menggambarkan kota ini. Ya, itu dia, Solo. Sebuah kota yang tak pernah
terbayangkan untuk aku singgahi. Dan satu hal lagi yang membuat kota Solo
menjadi lebih keren, yaitu karena adanya PESMA (Pesantren Mahasiswa) K.H
MAS MANSYUR Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Menjadi
seorang mahasiswa yang tinggal disebuah
asrama, bukanlah sebuah impian setiap insan mahasiswa. Tetapi, hanya
insan-insan pilihan Allahlah yang diberi kesempatan untuk Road Tobe Smart Moslem, menjadi mahasiswa yang bukan hanya
cerdas secara Religiusitas, tetapi juga berintelektualitas.
Tinggal
dan menetap di ketinggian lantai 5 adalah hal baru dan itu merupakan hal yang
sangat fantastis!. Bagaimana tidak? Setiap hari dengan agenda seorang mahasiswa baru yang padat dituntut
untuk naik turun lantai 5! wah ini sangat luar biasa guys!. Religiusitas okey, berintelektualitas udah pasti, dan
ditambah lagi kita dididik untuk menjadi mahasiswa yang sehat, kuat, disiplin,
dan sabar J,
eleuh-eleuh meuni lengkapnya.
PESMA,
yang biasa kita sebut dengan apartement Mahasiswa (eaakk pasang kaca mata item
:D) adalah sebuah tempat dimana Allah mempertemukanku dengan orang-orang yang
saat ini aku sayangi. Sahabat, sebuah gelar hebat yang telah diberikanNya
kepada aku dan kalian, “kita”, ya, “keluarga” .
Kita bukan lagi seperti keluarga, kita adalah keluarga. Dengan segala
perbedaan yang kita miliki, kita hidup bersama, dipesma, dan bahagia :).
Apartemen lantai lima, sebuah ketinggian yang
mengingatkan ku akan banyak hal..
Dari mana ya aku harus
bercerita, mmm. Okey let me tell about it
all..
Pada
suatu atmosfer pagi buta yang tidak seperti biasanya, ku buka jendela mobilku
dengan perlahan, menyaksikan sebuah kampus yang belum pernah aku dan keluargaku
kunjungi. Meski hanya sekilas, itu cukup mampu menggoreskan senyum dipipi
seorang calon mahasiswi yang akan mengikuti test pada pukul 08.00 pagi nanti. “Wah
ternyata ini kampus UMS” ujar ku dengan tersenyum.
Beristirahat
sejenak disebuah penginapan yang tak jauh dari kampus 4 UMS, sedikit merehatkan
tubuh yang sudah terombang-ambing selama 8jam perjalanan, Cirebon-Solo. Pagi,
matahari sudah menujukkan kegagahannya, dengan sedikit gugup, bimbang dan takut
aku harus mampu melaluinya, ujian, ya, karena ini adalah gelombang TERAKHIR!.
Ditemani
oleh orang-orang tercinta, semakin memantapkan ku untuk melangkah ke tempat
dimana aku harus bertarung dengan soal-soal yang sepertinya sudah terlalu lelah
untuk melihatnya, hahaha mungkin karena sudah terlalu bosan melihat soal-soal.
Waktunya sudah tiba. Saatnya bertarung! Ciaaattt berubaaah *skip*.
Ahirnya
testpun berakhir.
“Lulus” sebuah kata yang sudah lama aku rindukan, hiks *hapus air
mata*. Ya, aku lulus di fakultas ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta!.
Setelah
mengurusi berbagai hal terkait perkuliahan, kampus 4pun menjadi sasaran yang
harus dikunjungi. Kalian tau kenapa? Karena disitu ada PESMA!:D. Dan akhirnya
harus melewati test lagi untuk bisa menetap disana.
Dan
ketika di interview..
“ Berapa persen
keinginan kamu untuk tinggal di PESMA?” dan kalian tau apa yang terjadi?? Aku
menjawab,”SEMBILAN PULUH SEMBILAN PERSEN
BU” fantastis bukan? Hahaha. Pengawas itupun bertanya lagi “loh satu
persennya kemana??” akupun menjawab “satu persennya lagi saya serahkan kepada Allah
SWT, karena kita harus tau, manusia hanya bisa berencana dan Allah yang
menentukan” *bijak*, pengawas itupun tersenyum sambil mengangguk-anggukkan
kepalanya.
Berbagai
halangan dan rintangan telah dilalui, kami kembali kerumah untuk menunggu
pengumuman penerimaan mahasantri baru yang sehari setelahnya adalah awal
kegiatan ospek kampus dimulai.
*Setelah
beberapa bulan*
Mendatangi
pesma dan melihat keramaian pada mading membuatku sedikit cemas, berharap
dapat tinggal disini karena aku tidak
tau harus tinggal dimana -_-.
Yey! Namaku terpampang
luas di tabel mahasantri yang lolos mengikuti test! Alhamdulillah..
Bahagia
sih bahagia, tapi gak harus ngangkat barang-barang sampai lantai lima juga
dong-_-. Hahaha masa-masa dimana pertama
kali merasakan strugle untuk mencapai
puncak lantai 5.
Tak
ada teman, kerabat atau saudara yang tinggal di Jawa Tengah, buatku bertegur
sapa adalah hal yang wajib seorang aku
melakukannya.
Ini, Disinilah awal pertama kali persahabatan kami
dimulai.
Pertama
kali tidur diapartemen ini yang seharusnya bertiga perkamar. Tapi..
Staff
“ maaf
dek satu anak masih tidur sama kakaknya yang ada di lt bawah, kalo satunya lagi
belum datang, kamu sendiri dulu ya”. Hiks seketika. Sudah terlalu lama
sendirii~ *oke skip*
Sendiri
dikamar, dan ternyata lampu kamar tidak nyala alias MATI. Aku berani kok, gini doang
masa ga berani! Tapi setelah tiga hari.. kok rasanya horor ya, udah sendirian,
gelap lagi “-_-.
Ahirnya
akupun mencari jejak kehidupan dikamar lain, wakak *alay*. Dengan wajah yang penuh percaya diri *padahal maah* aku mencoba untuk berkenalan dengan penghuni kamar
sebelah, bukan sebelah sini, tapi sebelah sana, oke oke. Dan ternyata dikamar mereka hanya ada 2 orang
dan salah satu diantara mereka ternyata satu jurusan dan satu kelas denganku.
Alhamdulillah
tak kenal maka? Ta’aruf *seketika alim*.
Akhirnya aku diperbolehkan untuk
menjadi bagian dari penghuni kamar mereka.
Canda, tawa dan berbagai keadaan menghiasi hari-hari kami. Kami bertiga tidaklah sama, kami memiliki 3 sifat yang begitu berbeda. Sebut saja dia ila, dia berwatak keras, baik hati, dan buat ku dia orangnya unik sih :D. Dan satunya Fia, diantara kita dia yang paaling suka makan, dia memiliki sifat kekanak-kanakan atau orang-orang sebut dengan childist tapi itulah yang membuat aku sering tertawa karenanya.
Hidup diasrama bukanlah hal yang sulit dan juga tidaklah mudah. Setiap pagi sehabis mengerjakan shalat subuh kami diharuskan untuk mengikuti pelajaran, diantaranya, speaking , mufrodat, dan tahsin. Hmm suasana pagi yang begitu menyejukkan~~.
Berbagai situasi ada disana, ada yang antusias, ada yang kepalanya terlihat terantuk-antuk (karena ngantuk), adayang matanya merem tapi bibirnya mangap-mangap, *bhahaha, ada yang diem aja alias gak peduli, ada yanggg yang yang lainnya.
aku termasuk yang mana yaa? coba tebaak? :D
Selain pelajaran shubuh kamipun diwajibkan mengikuti materi selepas shalat maghrib, diantaranya, bahasa inggris, bahasa arab, keagamaan, tafsir hadist, ada tahsin juga, dan lainnya, itu semua tergantung semester kita, karena setiap semester memiliki materi yang berbeda, contohnya ketika kita pada semester 1 dan 2 lebih fokus pada materi agama, namun ketika menginjak semester 4 dan 5 lebih kepada bahasa. Ojo spaneng yoo, wakak.
Hidup diasrama membuat kita harus pintar membagi waktu,
antara kuliah, tugas, oraganisasi (kalau ikut), dan kegiatan pesma (pesantren mahasiswa), eits jangan lupa, bagi waktu kalian juga dengan halan-halan, eh jalan-jalan. Kata siapa hidup diasrama gak bisa jalan-jalan? Salah gede gaes. Itu semua gak mengurungkan hobi seorang pemuda eh pemudi yang satu ini. Walaupun gak banyak, nanti deh aku tunjukkin trip-trip yang pernah kita kunjungi.